Dapurremaja.com | Depok
Di balik gaun elegan dan senyum sempurna, drama terbaru “Love’s Ambition” menyembunyikan kisah luka dan kejujuran yang terasa sangat dekat dengan kehidupan nyata. Serial yang tayang di Viu ini dibintangi oleh dua bintang besar, Zhao Lusi dan William Chan, yang memperlihatkan sisi paling rapuh dari cinta yang dibangun di atas kebohongan, ambisi, dan gengsi.
Zhao Lusi berperan sebagai Xu Yan, seorang wanita yang tampak memiliki segalanya suami tampan, apartemen mewah, dan karier cemerlang namun kehilangan dirinya di tengah semua kesempurnaan itu. Sementara William Chan memerankan Shen Haoming, sosok suami yang berwibawa namun terjebak dalam hubungan yang mulai retak karena hilangnya kejujuran di antara mereka.
Awal dari Segala Kehancuran
Bagi Zhao Lusi, peran Xu Yan bukan sekadar karakter, melainkan refleksi dari banyak perempuan modern yang hidup dalam tekanan untuk selalu terlihat baik-baik saja. Xu Yan menyembunyikan masa lalunya bukan untuk menipu, melainkan karena takut kehilangan cinta yang ia perjuangkan.
Ia tumbuh tanpa kasih sayang dan percaya bahwa hanya mereka yang sempurna yang layak dicintai. Saat bertemu Haoming, Xu Yan menciptakan versi dirinya yang ideal lembut, berpendidikan, dan selalu terkendali hingga tanpa sadar kehilangan kejujuran terhadap dirinya sendiri.
Zhao Lusi menampilkan lapisan emosi itu dengan luar biasa: lewat tatapan lembut yang penuh cemas, senyum yang tertahan, dan diam yang berbicara banyak. Xu Yan mencintai Haoming sepenuh hati, tapi tidak pernah benar-benar mencintai dirinya sendiri.
Ambisi yang Menyala, Cinta yang Perlahan Padam
Love’s Ambition menggambarkan sisi lain dari cinta seorang wanita modern ambisius namun rapuh, mandiri namun haus akan pengakuan. Bagi Xu Yan, ambisi bukan sekadar dorongan untuk berhasil, tetapi cara membuktikan nilai dirinya.
Namun dalam upaya untuk menjadi cukup, ia justru menjauh dari cinta yang tulus. Kebohongannya bukan hanya tentang cinta, tapi juga bentuk perlawanan terhadap hidup yang kerap tidak adil. Dunia menilai wanita dari latar belakang, bukan kemampuan dan Xu Yan menantang pandangan itu, meski harus menanggung luka.
Zhao Lusi berhasil menghadirkan kompleksitas ini dengan kepekaan emosional yang jarang terlihat di layar, memperlihatkan bahwa ambisi dan kelembutan bisa hidup berdampingan dalam satu sosok.
Cinta yang Tumbuh Kembali dari Kejujuran
Pada akhirnya, Love’s Ambition bukan kisah tentang perpisahan, melainkan keberanian untuk memulai ulang. Setelah hampir berpisah, Xu Yan dan Haoming menemukan kembali kejujuran yang hilang. Perceraian yang nyaris terjadi menjadi titik balik bagi keduanya.
Xu Yan belajar berdamai dengan luka tanpa merasa kalah, sementara Haoming menurunkan gengsinya untuk memahami pasangannya. Chemistry antara Zhao Lusi dan William Chan menghadirkan momen-momen penuh ketulusan, menggambarkan dua hati yang akhirnya berani saling terbuka.
Xu Yan kini memahami bahwa kebebasan berarti mampu berdiri sejajar tanpa kehilangan cinta. Ia menata kariernya dengan jujur, sementara Haoming belajar menghargai perjuangan itu sebagai bagian dari cinta, bukan ancaman bagi egonya.
Love’s Ambition menutup kisahnya bukan dengan kebahagiaan yang berlebihan, tetapi dengan kejujuran yang menyentuh. Xu Yan dan Haoming tidak kembali seperti semula mereka tumbuh menjadi dua pribadi yang lebih dewasa.

