Dapurremaja.com | Tokyo
Perdana Menteri Jepang Takaichi Sanae dijadwalkan mengadakan pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pekan depan. Dalam pertemuan tersebut, Takaichi berencana menyampaikan niat pemerintahannya untuk memperkuat kemampuan pertahanan Jepang secara fundamental menurut NHK (23/10).
Pemerintah Jepang pada 22 Oktober 2025 mengumumkan bahwa Presiden Trump akan mengunjungi Jepang selama tiga hari, mulai 27 Oktober 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian diplomasi bilateral yang bertujuan memperkuat aliansi Jepang–Amerika Serikat.
Menurut para pejabat pemerintah, Perdana Menteri Takaichi ingin membangun hubungan kepercayaan pribadi dengan Presiden Trump dan mendorong hubungan Jepang–AS ke tingkat yang lebih tinggi. Ia juga berencana menjelaskan upaya pemerintah Jepang di bidang keamanan, menyusul pernyataan Trump sebelumnya yang menilai sekutu AS belum menanggung beban pertahanan secara seimbang.
Dalam konferensi pers pada 21 Oktober 2025, Takaichi mengatakan, “Saya ingin menyampaikan dengan jelas bahwa Jepang akan benar-benar memperkuat kemampuan pertahanannya.”
Perdana Menteri diperkirakan akan menyampaikan pidato kebijakan pertamanya di Parlemen pada 24 Oktober 2025. Dalam pidato tersebut, ia akan menjelaskan rencana pemerintah untuk merevisi tiga dokumen utama kebijakan keamanan nasional, termasuk Strategi Keamanan Nasional, sebelum akhir tahun depan.
Selain itu, Takaichi juga diperkirakan akan memajukan target peningkatan anggaran pertahanan menjadi sekitar 2 persen dari PDB, lebih cepat dari target semula pada tahun fiskal 2027. Pemerintah berencana menggunakan anggaran tambahan tahun fiskal berjalan guna mendukung percepatan peningkatan tersebut.
Dalam pertemuan puncak mendatang, Takaichi berencana memaparkan rencana tersebut kepada Trump, sekaligus membahas isu ekonomi dan investasi bilateral. Kedua pemimpin juga diperkirakan akan membahas investasi Jepang senilai sekitar 550 miliar dolar AS di Amerika Serikat, yang telah disepakati dalam negosiasi tarif baru-baru ini, serta meninjau rincian pelaksanaannya.
Pertemuan ini akan menjadi ujian diplomatik pertama bagi Perdana Menteri Takaichi sejak ia menjabat awal bulan ini. Pemerintah Jepang berharap, hasil pertemuan tersebut akan menegaskan kembali komitmen aliansi Jepang–AS sebagai pilar utama stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

