Menelusuri Warisan Budaya 3 Kampung Batik Terkenal di Indonesia

Ragil
By Ragil
2 Min Read
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
kampung batik trusmi (sumber: kabupaten cirebon)

Dapurremaja.com | Jakarta

Batik, sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO, telah lama menjadi identitas bangsa Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, berbagai daerah memiliki kekhasan corak dan filosofi batik masing-masing.

Di antara beragam daerah tersebut, terdapat tiga kampung batik yang terkenal sebagai pusat pelestarian dan pengembangan seni batik di Tanah Air.

1. Kampung Batik Laweyan – Solo, Jawa Tengah

Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu sentra batik tertua di Indonesia, yang telah berkembang sejak abad ke-19. Terletak di Kota Surakarta, kampung ini dikenal dengan arsitektur khas kolonial dan rumah-rumah batik milik para juragan batik tempo dulu.

Ciri khas batik Laweyan terletak pada motif-motif klasik seperti parang, truntum, dan kawung. Meski demikian, banyak perajin muda yang mulai mengembangkan motif kontemporer untuk menarik pasar milenial. Selain berbelanja batik, wisatawan juga bisa mengikuti workshop membatik dan tur sejarah keliling kampung.

2. Kampung Batik Trusmi – Cirebon, Jawa Barat

Terletak sekitar 5 km dari pusat Kota Cirebon, Kampung Batik Trusmi telah menjadi jantung industri batik pesisir di Jawa Barat. Batik Trusmi dikenal dengan warna-warna cerah dan motif yang dinamis, seperti mega mendung dan wadasan.

Selain menjadi sentra produksi, kawasan ini juga dipadati toko-toko batik dan pusat oleh-oleh. Pemerintah daerah setempat secara aktif mendukung pelatihan membatik untuk generasi muda dan menjadikan Trusmi sebagai destinasi wisata budaya unggulan.

3. Kampung Batik Kauman – Pekalongan, Jawa Tengah

Sebagai bagian dari Kota Pekalongan yang dijuluki “Kota Batik”, Kampung Batik Kauman merupakan saksi bisu perjalanan batik sejak masa kolonial Belanda. Batik Pekalongan terkenal dengan motif flora-fauna dan warna-warna cerah yang dipengaruhi budaya Tionghoa, Arab, hingga Belanda.

Kampung ini tidak hanya menjadi pusat produksi batik, tetapi juga bagian dari ekowisata budaya. Museum Batik Pekalongan yang berlokasi tak jauh dari kampung ini turut memperkuat citra Pekalongan sebagai pusat batik dunia.

Quick Link

TAGGED:
Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses