Kobong Forum Bahas Ekonomi Lokal Depok dari Kacamata Nahdliyin

Handy Fernandy
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Ketua PCNU Kota Depok, KH Achmad Solechan, Kasatcorcab Banser, H. Ade Hukmawan, dan Cak Tarno dalam diskusi (Foto LTN NU Kota Depok)

Dapurremaja.com | Limo

Upaya mengembangkan ekonomi lokal kawasan pinggiran (sub-urban) Kota Depok kembali didiskusikan dalam forum terbuka bertajuk “Pengembangan Ekonomi Lokal Sub-Urban Depok dalam Perspektif Nahdliyin” yang digelar oleh Kobong Forum Discussion pada Sabtu, 19 Juli 2025 di Kopi Kobong, Meruyung, Kecamatan Limo.

Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang, antara lain KH Achmad Solechan (Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok), H. Ade Hukmawan (Kasatkorcab Banser Depok dan Kabid IKP Diskominfo Kota Depok), serta Cak Tarno (Pendiri Cak Tarno Institute).

Dalam pemaparannya, Ketua PCNU Kota Depok KH Achmad Solechan—yang akrab disapa Kiai Alech—menekankan bahwa NU di Depok secara aktif telah menginisiasi program-program pemberdayaan ekonomi warga, khususnya di tingkat akar rumput.

“Kami telah mengadakan pelatihan quality management, pelatihan UMKM agar bisa bankable, dan mendorong mereka menjadi pelaku usaha yang profesional,” ujar Kiai Alech.

Ia juga menjelaskan bahwa program pemberdayaan tersebut tidak hanya bersifat teori, tetapi juga aksi nyata melalui dukungan berbagai lembaga dan badan otonom (banom) di bawah naungan NU Depok seperti Lazisnu.

“Kami sudah salurkan bantuan seperti gerobak kopi keliling, tambahan modal usaha kecil, hingga pelatihan untuk Muslimat NU dalam pertanian kota, termasuk budidaya tomat, cabai, bahkan anggur. Bibit dan pelatihan diberikan agar warga bisa mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ade Hukmawan yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Kota Depok menyampaikan bahwa pemerintah juga berperan dalam menciptakan ruang hidup bagi ekonomi warga melalui kegiatan seperti Car Free Day (CFD).

“Di CFD, kita melihat geliat ekonomi UMKM yang luar biasa. Tidak hanya berdampak pada pendapatan pelaku usaha, tapi juga pada pembangunan sosial karena terjadi interaksi lintas komunitas yang menyenangkan dan membangun jaringan,” katanya.

Namun, Ade juga memberikan catatan kritis terhadap perilaku sebagian warga saat pelaksanaan CFD.

“Yang paling harus diwaspadai adalah efek negatif dari kebiasaan buruk warga yang kurang disiplin. Masih banyak yang buang sampah sembarangan. Ini bisa merusak citra CFD kita,” tegasnya.

Ia menambahkan, apabila CFD dikelola lebih tertib dan bersih, maka Depok bisa menjadi tujuan wisata olahraga yang lebih diminati, tidak hanya oleh warga lokal, tetapi juga dari kota-kota tetangga seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

Sebagai Kasatkorcab Banser Kota Depok, Ade Hukmawan menegaskan pentingnya kader Banser dan Ansor mengambil bagian dalam penguatan ekonomi kreatif.

“Kami mendorong Ansor-Banser membangun badan usaha milik organisasi, seperti BUMA dan Koperasi Ansor yang kini mulai menunjukkan dampak positif bagi anggotanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Cak Tarno menyoroti pentingnya mindset kemandirian dan keberanian dalam mengambil peran strategis di wilayah urban pinggiran yang selama ini masih dianggap terpinggirkan secara ekonomi.

Forum diskusi berlangsung dinamis dan mendapat respons positif dari para peserta, yang berasal dari berbagai elemen masyarakat NU, pelaku UMKM, hingga mahasiswa. Diskusi ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat basis ekonomi warga dengan semangat ke-NU-an dan pendekatan kultural yang membumi.

Quick Link

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses