Dapurremaja.com| Serua
Penanganan sampah kini menjadi prioritas utama untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan kota. Wali Kota Depok Supian Suri, menegaskan pentingnya langkah sigap dalam menangani darurat sampah.
Program yang terus digalakkan Pemerintah kota (Pemkot) Depok, saat ini adalah Budidaya Magot sebagai upaya meminimalisir penumpukan sampah. Selain bisa mengurangi sampah, Budidaya Magot mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Sekretaris kelurahan Serua, Komarudin berkomitmen untuk menjalankan program pemerintah kota Depok, sekaligus upaya dalam memberdayakan masyarakat diprogram Budidaya Magot.
“DI tahun ini kita (Kelurahan) memiliki agenda kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibiayai oleh Pemerintah yakni, program pengolahan sampah melalui Budidaya Magot, sebelumnya kegiatan awal adalah membangun hanggar atau rumah magot,”jelas Komarudin, pada Selasa (29/4/2025).
Sambung Komarudin menegaskan, untuk menjalankan program ini, tentu membutuhkan lahan yang memadai, sehingga pihak kelurahan bernegosiasi kepada pemilik lahan yang kosong untuk bisa digunakan sebagai tempat Budidaya Magot.

“Alhamdulillah setelah kami sosialisasikan kepada pak Surya Rahmat pemilik lahan yang ada di RT 03/01, dirinya siap membantu dan meminjamkan lahannya seluas kurang lebih 500 meter persegi untuk tempat Budidaya Magot,”bebernya.
Dengan dukungan semua pihak, Komarudin berharap kelurahan Serua akan benar-benar menjadi kelurahan Serua yang terbebas dari sampah atau zero waste. Program ini tentunya melibatkan berbagai upaya dari kalangan masyarakat, seperti mengurangi penggunaan produk sekali pakai, menggunakan kembali barang yang sudah ada, mendaur ulang, dan membusukkan sampah organik untuk dijadikan pakan Magot, sehingga tidak semua sampah berkahir di TPA.
Lebih lanjut, Komeng menekankan, demi suksesnya program ini, kelurahan Serua membentuk kelompok masyarakat yang siap menjalankan program Budidaya Magot.
“Tentunya kesiapan kelompok ini telah membuktikan dengan kemampuan mereka yang telah berhasil membuat uji coba Budidaya Magot dari mulai menetaskan telur, membesarkan hingga bertelur kembali,”ungkapnya.
Refnaldi Ketua RT.06/01 dan juga sebagai ketua kelompok masyarakat telah melakukan berbagai study di berbagai wilayah yang telah mengembangkan budidaya magot dan tempat pengelolaan sampah.
“Dibawah komando pak RT Refnaldi, kelompok ini sudah mampu mengubah 5 gram telur menjadi 13 Kilo gram magot,”jelas Komarudin. (nez)
Editor: Supiyadi Ahmad