Dapurremaja.com | Jakarta
Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak milenial Indonesia yang menghadapi tantangan dalam mengelola keuangannya. Kartu kredit seringkali disalahpahami sebagai sumber risiko, terutama karena stigma seputar gagal bayar dan kredit macet. Namun, Honest Card hadir sebagai solusi kartu kredit non-bank yang lebih adaptif, transparan, dan selaras dengan kemampuan serta perilaku pengguna.
Head of Operations Honest Card, Panji Puntadewa mengatakan, menurut data internal Honest Card, pengguna usia 21-30 tahun memiliki risiko gagal bayar yang paling tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Namun, dengan sistem kredit yang bertahap dan adaptif, Honest Card berhasil menekan risiko gagal bayar dan mendorong terbentuknya perilaku finansial yang lebih sehat.
“Kami percaya, akses kredit yang sehat harus dimulai dari pemahaman yang realistis terhadap kondisi keuangan pengguna. Banyak orang sebenarnya ingin tertib secara finansial, tapi sistem yang rumit dan tidak berpihak justru membuat mereka terjebak,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima.
Dengan sistem limit yang bertahap dan disesuaikan dengan perilaku penggunaan, Honest Card tidak hanya memberi keleluasaan dalam pembayaran, tetapi juga melindungi pengguna dari risiko akumulasi utang yang melebihi kapasitas finansial.
Menurut Panji, sejak diluncurkan, Honest Card telah mencatat pertumbuhan pengguna yang signifikan, dengan jumlah pengguna tumbuh sebesar 66% dalam periode Q4 2024 hingga Q1 2025.
“Mayoritas transaksi terjadi pada kategori kebutuhan harian seperti e-commerce, transportasi, dan groceries, yang mengindikasikan bahwa kartu kredit mulai dimanfaatkan sebagai alat pembayaran yang praktis untuk mengatur pengeluaran sehari-hari,” katanya.
Honest Card juga menjalankan kampanye edukatif #JujurAja untuk mendorong mindset Anti-Galbay dan membentuk kebiasaan kredit yang terencana. Inisiatif ini sejalan dengan program GENCARKAN dari OJK dalam rangka Bulan Literasi Keuangan 2025.
Editor: Suryadi