Dapurremaja.com | Kepulauan Mentawai
Anggota DPD RI Irman Gusman menyatakan keyakinannya bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi destinasi wisata kelas dunia apabila dikelola secara optimal.
Optimisme tersebut disampaikan Irman saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka reses ke wilayah kepulauan yang terletak di bagian barat Sumatera tersebut, Rabu (15/10). Dalam kunjungannya, Irman bertemu langsung dengan jajaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk menyerap aspirasi sekaligus meninjau potensi dan tantangan pembangunan di wilayah terluar Indonesia itu.
“Mentawai memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Jika ditangani dengan serius, daerah ini bisa menjadi ikon wisata bukan hanya di Sumbar, tapi juga dunia,” ujarnya dalam sesi diskusi bertajuk Transformasi Pariwisata Mentawai, dari Surga Tersembunyi Menuju Ikon Wisata Dunia.
Irman Gusman menambahkan, Mentawai sudah cukup dikenal di tingkat internasional. Hal itu terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang datang setiap tahun, di mana sekitar 50 persen berasal dari Australia dan Eropa. “Ikon Sumatera Barat itu seharusnya ada di Mentawai. Kita hanya perlu perencanaan yang matang dan sinergi antar sektor agar potensi ini bisa maksimal,” jelasnya.
Ia menilai dukungan pemerintah pusat dan provinsi sangat penting agar sektor pariwisata bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal. Irman pun berkomitmen memperjuangkan pemerataan pembangunan agar daerah seperti Mentawai tidak tertinggal.
“Saya ingin memperjuangkan keadilan pembangunan untuk Mentawai. Kalau infrastrukturnya dibenahi dan akses ditingkatkan, otomatis sektor wisata dan ekonomi lainnya akan tumbuh,” tegas Irman Gusman.
Menyambut hal itu, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Samaloisa menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan kepada daerahnya. Menurutnya, Mentawai saat ini masih menghadapi berbagai kendala pembangunan, mulai dari minimnya infrastruktur jalan, jaringan komunikasi, listrik, hingga ketersediaan air bersih.
“Kami punya enam program prioritas yang sedang kami dorong, yaitu pembangunan jalan, jaringan komunikasi, listrik, air bersih, layanan kesehatan, dan peningkatan ekonomi masyarakat,” jelas Rinto.
Ia juga menanggapi label “kabupaten termiskin” yang sempat disematkan kepada Mentawai. Menurutnya, indikator kemiskinan yang digunakan tidak menggambarkan kondisi riil masyarakat.
“Di sini memang tidak banyak beras, tapi kami punya sagu, ikan segar, dan hasil alam lainnya. Jadi cara mengukurnya juga harus disesuaikan dengan konteks lokal,” pungkasnya. (Shuray)