Mahasiswa Baru Indonesia di Tunisia Diduga Dipaksa Bawa Barang Titipan untuk Pengurus PPI

Supiyadi Ahmad
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
unggahan salah satu akun Instagram yang menyoroti isi surat tersebut menjadi viral

Dapurremaja.com| Jakarta

Sejumlah mahasiswa baru asal Indonesia yang akan melanjutkan studi ke Tunisia mengaku dipaksa membawa barang-barang titipan pribadi untuk pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia. Barang-barang tersebut di antaranya berupa rokok, kosmetik, dan produk perawatan kulit (skincare).

Informasi ini terungkap dari sebuah surat edaran resmi PPI Tunisia bernomor 114/1/RKF/PPI-XXIII/IX/2025. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa mahasiswa baru wajib membawa barang titipan, dan penolakan terhadap ketentuan ini dapat dikenai sanksi administratif.

Daftar barang yang diminta termasuk satu slop rokok Surya dan dua botol parfum merek Kahf. Seorang mahasiswa baru yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa kewajiban tersebut terasa memaksa.

“Kami dibilang wajib. Kalau tidak mau, katanya bisa kena sanksi administratif,” ujarnya kepada redaksi baru baru ini.

Kasus ini mencuat setelah unggahan salah satu akun Instagram yang menyoroti isi surat tersebut menjadi viral. Dalam unggahannya, akun tersebut menilai kewajiban membawa barang pribadi pengurus telah melewati batas etika dan menjurus pada tindakan eksploitasi.

“Membawa rokok dan kosmetik sebagai kewajiban itu tidak etis,” tulis akun tersebut.

Selain kewajiban membawa barang titipan, beredar pula surat lain yang memuat ketentuan pembayaran uang pangkal dan infaq sebesar 174 Dinar Tunisia atau sekitar Rp 1 juta. Sejumlah mahasiswa baru mengeluhkan kurangnya transparansi terkait pungutan tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, PPI Tunisia belum memberikan pernyataan atau klarifikasi resmi atas dugaan tersebut.(***)

Quick Link

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses