Dapurremaja.com | Depok
Pemilihan Entong dan Neng Kota Depok 2025 resmi dibuka pada Sabtu (4/10/2025) di Rumah Budaya Depok. Acara pembukaan diawali dengan pembacaan Al-Qur’an oleh peserta Ariqah Humaira, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Yayasan Clarinta Elata Internasional, Vinny Gemilia Wahyu, sebagai simbol rasa syukur dan dimulainya rangkaian kegiatan.
Kegiatan Pemilihan Entong dan Neng Kota Depok diselenggarakan oleh Yayasan Clarinta Elata Internasional bekerja sama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok, Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD), serta Radio Dapur Remaja 107.8 FM.
Pada pertemuan pertama, kegiatan diisi dengan sesi pengenalan sejarah dan kebudayaan Kota Depok yang disampaikan oleh Ketua KOOD, Baba Haji Dahlan. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Suku Betawi merupakan hasil dari proses perkawinan campuran yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk Depok, yang melibatkan berbagai suku dan bangsa baik dari Nusantara maupun dari luar negeri.
“Suku Betawi terbentuk dari perpaduan suku-suku besar seperti Jawa, Sunda, dan Melayu. Selain itu, terdapat pula pengaruh dari suku Arab, India, dan Cina. Bahkan, kemungkinan besar ada juga unsur darah Eropa yang masuk ke dalam garis keturunan suku ini,” jelas Baba Haji Dahlan.
Ia menambahkan, hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis tanah Betawi yang terletak di kawasan pelabuhan besar Sunda Kelapa, yang merupakan pusat pertemuan para pedagang dari berbagai daerah di Nusantara maupun pedagang internasional.
“Kondisi ini menyebabkan Betawi menjadi tempat bertemunya beragam budaya, bahasa, seni, dan kuliner dari berbagai bangsa. Perpaduan ini kemudian menciptakan kekayaan budaya yang luar biasa, yang menjadi ciri khas Suku Betawi hingga saat ini,” terangnya.

Dengan kata lain sambung Baba Haji Dahlan, Suku Betawi adalah gambaran nyata dari sebuah masyarakat kosmopolitan yang terbentuk secara alami melalui interaksi panjang antar berbagai suku dan bangsa, menjadikan Kota Depok dan sekitarnya sebagai wilayah yang kaya akan warisan budaya multietnis.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Kebudayaan Bidang Budparekraf Disporyata Kota Depok, Hafiza Aryaputri, mengungkapkan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya lokal. Ia menyebutkan beberapa destinasi wisata budaya seperti Rumah Budaya Depok dan situs-situs sejarah lainnya yang berpotensi menjadi ikon pariwisata kota.
“Generasi muda memiliki peran strategis sebagai duta budaya. Melalui ajang Pemilihan Entong dan Neng Kota Depok ini, kita dorong mereka untuk mengenalkan kekayaan lokal yang bisa mendukung sektor pariwisata Depok,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Clarinta Elata Internasional, Vinny Gemilia Wahyu, menyampaikan bahwa ajang Pemilihan Entong dan Neng bukan sekadar kontes penampilan, melainkan sarana pembentukan karakter, wawasan budaya, serta keterampilan komunikasi publik bagi anak-anak muda Depok.
“Ini adalah platform pengembangan diri. Kami ingin mencetak generasi muda yang membanggakan, tidak hanya di bidang budaya tapi juga dalam hal kepemimpinan dan daya saing,” ungkap Vinny.
Ia menambahkan, para peserta Entong dan Neng akan mengikuti pembekalan intensif, meliputi pelatihan budaya Betawi, wawasan pariwisata, public speaking, hingga pengembangan kepribadian.
“Harapannya, Pemilihan Entong dan Neng Kota Depok 2025 menjadi ruang belajar sekaligus media promosi budaya dan pariwisata Kota Depok, baik di tingkat regional maupun nasional,” pungkas Vinny. (Sur)