Milad ke-60, Haedar Nashir: KOKAM Harus Tangguh Secara Fisik, Moral dan Intelektual

drnews
By drnews
2 Min Read
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). (Foto: Dokumentasi)

Dapurremaja.com | Yogyakarta

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan ucapan selamat Milad ke-60 kepada Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). Dalam momentum ini, Haedar menekankan pentingnya ketangguhan KOKAM tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga moral, mental, dan intelektual.

Milad ke-60 KOKAM yang diperingati pada Kamis (2/10/2025) tahun ini mengusung tema “KOKAM Tangguh, Sinergi Menjaga dan Membangun Negeri.” Haedar berharap tema tersebut tidak hanya dimaknai sebatas kedisiplinan fisik, melainkan mencerminkan karakter tangguh yang utuh.

“Sehingga KOKAM menjadi kader Pemuda Muhammadiyah, kader Muhammadiyah yang mampu menggabungkan kekuatan fisik, kedisiplinan, dan kekuatan akhlak atau karakter,” ujar Haedar.

Menurut Haedar, karakter dan akhlak mulia merupakan fondasi utama dalam gerakan KOKAM dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) secara keseluruhan. Hal ini menjadi modal penting untuk menghadapi berbagai tantangan zaman.

Ia juga mengingatkan agar KOKAM dan AMM tidak terjerumus dalam arus negatif seperti materialisme, hedonisme, dan gaya hidup duniawi yang dapat menggerus semangat perjuangan.

“KOKAM tangguh harus merupakan satu keutuhan. Sinergi dalam membangun dan membela bangsa harus dimulai dengan membangun persatuan,” tegas Haedar.

Haedar menekankan bahwa upaya membangun bangsa harus disertai ketulusan, keikhlasan, dan semangat pengabdian. Menurutnya, KOKAM harus tampil di garda terdepan sebagai kekuatan moral dan sosial dalam kehidupan berbangsa.

Ia juga menegaskan bahwa perjuangan KOKAM harus mengikuti jejak Muhammadiyah, yakni menjunjung tinggi nilai ibadah, keikhlasan, serta mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

“Wujudkan peran Islam yang wasathiyah, Islam yang berkemajuan, Islam yang rahmatan lil alamin melalui peran kebangsaan. Karena peran kebangsaan adalah wujud nyata dari pengabdian,” jelasnya.

Haedar menutup pesannya dengan menekankan bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara harus dilandasi semangat memberi, bukan meminta. Semangat berbagi, menurutnya, harus terus dikembangkan sebagai kekuatan utama dalam membangun negeri.

Quick Link

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses