Ketua Umum IP-KI H. Baskara Harimukti Sukarya Sebut Ancaman Gerakan Komunisme Nyata dan Harus Diwaspadai

Supiyadi Ahmad
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Dialog Kebangsaan LIRANEWS. (Foto: Istimewa)

Dapurremaja.com| Jakarta

Ketua Umum Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (Ketum IP-KI) Baskara Harimukti Sukarya mengajak seluruh elemen bangsa agar tetap mewaspadai gerakan ideologi komunisme yang diyakini masih mengintai Indonesia. Meski sulit dibuktikan keberadaannya, tetapi paham komunisme di Indonesia masih sangat mungkin bersemi kembali.

“Bahwa ancaman gerakan komunisme sangat nyata dan harus diwaspadai. Apalagi jika melihat sejarah gerakan komunisme di Indonesia sejak 1926, 1948, dan 1965. Namun memang ancaman itu kini berubah dari hard power menggunakan senjata dan kini menjadi soft power. Antara lain melalui budaya, media, sosial ekonomi, yang pada intinya mereka menunggu saat yang tepat untuk mengganti ideologi Pancasila yang selama ini telah mempersatukan kita,” ujar Baskara.

Demikian ditegaskan Baskara saat menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Kebangsaan LIRANEWS, bertajuk “Membongkar Komunisme Gaya Baru” di Jakarta, Rabu (1/10/2025). 

Baskara menambahkan, IP-KI sebagai organisasi kebangsaan tertua di Indonesia yang didirikan pada 20 Mei 1954 oleh sejumlah tokoh besar, yakni Jenderal AH Nasution, Letjen Gatot Subroto, dan tokoh lainnya seperti Pakualam VIII selalu bertekad untuk tetap menjaga ideologi Pancasila.

Menurut Baskara, IP-KI yang memiliki sejarah panjang sejak era Kemerdekaan, mengambil posisi sebagai lembaga think tank yang senantiasa memberikan kajian dan masukan kepada pemerintah.

Kiprah IP-KI sendiri dalam upaya membendung upaya masuknya paham komunisme ke Indonesia sudah diwujudkan melalui pembentukan organisasi Patriot Pancasila yang kini dikenal luas sebagai Pemuda Pancasila (PP).

“Jadi PP adalah anak kandung IP-KI. Tetapi IP-KI sendiri bukan organisasi yang mengumpulkan massa tapi lebih memposisikan diri sebagai think tank. Dalam kaitan memperkuat ideologi Pancasila ke masyarakat, IP-KI antara lain telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga seperti Lemhannas RI,” urai Baskara.

Saat ini, diakui Baskara, gerakan PKI telah berubah bentuk yang mencoba masuk melalui berbagai sendi masyarakat guna mengubah paradigma. Salah satunya melalui propaganda dengan mencoba membenarkan G30S dari sudut pandang yang berbeda. Padahal peristiwa G30S adalah salah satu luka sejarah bagi bangsa Indonesia.

“Penyusupan ke dalam lembaga pemuda, media, pendidikan, dan bahkan organisasi keagaaman bisa dilakukan oleh mereka. Jadi memang harus tetap waspada.”

Baskara menguraikan, manipulasi fakta dan pemutarbalikan sejarah dengan menafsir ulang merupakan bagian dari konfrontasi narasi yang pada akhirnya diharapkan dapat mengadu-domba masyarakat hingga menciptakan konflik horizontal. Misalnya pertikaian antara masyarakat dan pemerintah, agama dengan pemerintah, dan sebagainya.

“Tujuannya adalah agar terjadinya instabilitas dalam negara sehingga dalam momen yang tepat mereka akan memasukkan ideologinya dan mengambil alih kekuasaan,” katanya.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Baskara menekankan pentingnya kembali penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini. Hal ini sangat penting untuk menangkal masuknya paham komunisme ke generasi muda sekarang.

“Khususnya di kalangan muda, sangat perlu wawasan kebangsaan, cinta budaya, cinta Indonesia, nilai luhur Pancasila yang bukan hanya menghafal tetapi bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Itu saya rasa penting membuat kurikulum atau modul untuk kembali menerapkan kembali pendidikan Pancasila,” Baskara menegaskan.

Kemudian tak kalah penting adalah melakukan monitoring ideologis, bisa berupa lembaga kajian yang bersinergi antar organisasi, dan bersama menghidupkan nilai kolektif gotong-royong, menghidupkan kembali nilai tradisi kebangsaan, serta kepedulian sosial yang selama ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia.

Namun di era digital saat ini, Baskara juga menilai penekanan kembali nilai Pancasila sekaligus menghalau paham komunisme sangat penting untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

“Pemahaman Pancasila harus disampaikan secara elegan dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini agar lebih tepat sasaran khususnya kepada generasi muda. Itu sebabnya kita perlu perjuangkan kepada pemerintah agar Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan kembali di sekolah paling rendah hingga perguruan tinggi,” pungkas Baskara.

Editor: Supiyadi Ahmad

Quick Link

TAGGED:
Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses