Dari Gang Sempit ke Panggung Dunia: Ketahanan Pangan dan Ekonomi RT di Malaka Jaya Menjadi Sorotan Internasional

Supiyadi Ahmad
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Di tengah krisis iklim global dan ketidakpastian ekonomi, siapa sangka solusi bisa muncul dari gang-gang sempit di Jakarta Timur

Dapurremaja.com| Jakarta 

Di tengah krisis iklim global dan ketidakpastian ekonomi, siapa sangka solusi bisa muncul dari gang-gang sempit di Jakarta Timur Media Percontohan Pencegahan Krisis Planet Malaka Jaya kembali menyita perhatian nasional dan bahkan internasional, menjadi contoh konkret bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas kecil.

Sabtu lalu, sebanyak 20 peserta dari berbagai kampus dan komunitas hadir dalam kegiatan pembelajaran lingkungan dan ketahanan pangan di kawasan padat beton Malaka Jaya, Jakarta Timur. Mereka terdiri atas mahasiswa Universitas Pelita Harapan, pengurus yayasan, warga lokal, hingga tokoh akademik nasional Prof. Dr. Jur. Udin Silalahi, S.H., M.H. Kehadiran mereka bukan sekadar belajar, tapi mengamati langsung inovasi yang menjanjikan masa depan baru bagi urban farming Indonesia.

Kolam Lele di Atas Uditch, Ketahanan Pangan Skala RT. Menurut pendiri Media Percontohan, Dr. Taufiq Supriadi, inovasi “Kolam Gizi Warga” telah berjalan di RT 8 RW 4 Malaka Jaya. Kolam ini menyediakan protein bergizi bagi balita, lansia, dan ibu hamil di tengah keterbatasan ruang. Lebih visioner lagi, warga bersama komunitas akan membangun kolam lele komersial di atas saluran uditch sepanjang 80 meter—yang diproyeksikan mampu menghasilkan Rp50 juta setiap 2–3 bulan.

Jika direplikasi, potensi ekonomi dari satu RT bisa mencapai Rp200 juta per tahun. Bukan angka kecil bagi pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. “Dengan dukungan CSR/ESG dan perhatian Presiden, model ini bisa menjadi ikon ketahanan pangan dan ekonomi kerakyatan nasional,” ujar Taufiq, pada Sabtu (13/9/2025)

Didukung UU, SDGs, dan Asta Cita Presiden. Inisiatif ini bukan hanya pragmatis, tetapi juga memiliki pijakan kuat dalam regulasi dan arah pembangunan nasional. Konsep ini mendukung Asta Cita Presiden yang mencakup ketahanan ekonomi, kedaulatan pangan, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan UMKM. Secara global, ia selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger), SDG 8 (Decent Work), dan SDG 11 (Sustainable Cities).

Lebih dari itu, kegiatan ini menghidupkan Pasal 70 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009, yang menegaskan pentingnya partisipasi publik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Undangan dari Tiongkok: Bukti Manfaat Global dari Inisiatif Lokal

Dampak positif inisiatif ini bahkan melampaui batas negara. 

Swirlova Inc., perusahaan teknologi ramah lingkungan asal Guangzhou, Tiongkok, secara resmi mengundang Dr. Taufiq untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. Dalam surat tertanggal 30 Juli 2025, Swirlova juga menawarkan kerja sama pilot project teknologi air siap minum di komunitas RT-RW yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Air siap minum tersebut berpotensi dijual sehingga menambah ketahanan ekonomi masyarakat dan komunitas,” tambah Taufiq. 

Ini bukan sekadar bantuan teknologi, melainkan transfer pengetahuan yang memperkuat kemandirian lokal.

Keteladanan dari Lorong-Lorong Kota

Dari lorong-lorong padat Jakarta Timur, muncul pembelajaran strategis nasional.

Ketahanan Pangan Perkotaan – Menyulap lahan sempit menjadi sumber pangan bergizi.

Ekonomi Kerakyatan – Potensi pendapatan ratusan juta rupiah per RT tiap tahun.

Partisipasi Masyarakat – Menghidupkan amanat UU Lingkungan Hidup dan nilai gotong royong.

Transformasi Infrastruktur – Mengubah saluran air pasif menjadi sumber kehidupan.

Dengan lebih dari 744 ulasan positif dan bintang lima di Google Maps pada lokasi Media Percontohan, warga membuktikan bahwa inovasi ini bukan sekadar wacana. Bahkan, Ketua RT8 RW4 Malaka Jaya kini diundang ke Tiongkok sebagai simbol keberhasilan diplomasi lingkungan dari akar rumput.

 Lokasi Media Percontohan Malaka Jaya di Google Maps. (das)

Editor: Supiyadi Ahmad 

Quick Link

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses