Senja dan Layangan di Tanah Merah Cipayung Jaya

Supiyadi Ahmad
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Lokasi lapangan merah kelurahan Cipayung Jaya (foto: dare)

Dapurremaja.com| Cipayung Jaya

Senja di Kelurahan Cipayung Jaya, Kota Depok, selalu punya cerita. Saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, langit kawasan tanah merah itu berubah menjadi kanvas raksasa yang dihiasi puluhan hingga ratusan layangan berwarna-warni. Mulai dari layangan aduan, layangan hias, hingga layangan sederhana yang hanya sekadar diterbangkan untuk menghibur hati, semuanya berpadu dalam satu harmoni sore.

Tak kurang dari ribuan pengunjung datang setiap hari ke lokasi tersebut. Ada yang membawa gulungan benang, siap mengadu ketangkasan, ada pula yang hanya duduk santai di tepi gundukan tanah sambil memandangi permainan tradisional yang tak lekang dimakan zaman. Di sela-sela keramaian itu, deretan pedagang makanan, minuman, dan penjual layangan turut meramaikan suasana, menjadikan tanah merah sebagai pusat keramaian baru bagi warga Depok.

“Setiap hari saya bersama anak dan istri nongkrong di sini. Apalagi kalau cuaca cerah seperti hari ini, mantap sekali. Ditambah matahari senja, sore jadi makin lengkap,” ujar Rama, warga Kelurahan Pasir Putih, sambil tersenyum melihat layangan anaknya terbang tinggi, pada Selasa (26/8/2025).

Menurutnya, keberadaan lapangan tanah merah ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga ruang kebersamaan. “Kota Depok harus punya lebih banyak lahan seperti ini. Anak-anak bisa bebas bermain, keluarga bisa berkumpul, dan suasananya juga sehat,” tambahnya.

Menariknya, lahan tanah merah ini sejatinya bukan sekadar ruang terbuka biasa. Pemerintah Kota Depok merencanakan lokasi tersebut sebagai kawasan pembangunan stadion bertaraf internasional. Namun sebelum proyek itu terwujud, lapangan ini lebih dulu menjadi surga bagi para pecinta layangan.

Tak jarang, orang dewasa ikut larut dalam euforia. Gulungan benang dipegang erat, layangan dinaikkan tinggi, lalu sorak-sorai terdengar saat benang layangan saling bergesekan dalam adu ketangkasan. Sementara di sudut lain, anak-anak berlari mengejar layangan putus yang jatuh di rerumputan, menciptakan tawa riang yang khas.

Bagi sebagian orang, bermain layangan di tanah merah bukan hanya hobi, melainkan juga nostalgia. Layangan membawa mereka kembali ke masa kecil, saat teknologi belum mendominasi, dan kebahagiaan sederhana bisa ditemukan hanya dengan selembar kertas, bambu, dan benang.

Kini, setiap sore, tanah merah Cipayung Jaya bukan sekadar lapangan kosong. Ia menjelma menjadi ruang publik, tempat rekreasi murah meriah, sekaligus simbol keguyuban warga Depok. Sebuah ruang hidup yang menyatukan anak-anak, orang dewasa, hingga pedagang kecil dalam satu perayaan sederhana bermain layangan di bawah langit senja.

Editor: Supiyadi Ahmad 

Quick Link

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses