Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama Repatriasi Benda Budaya

Suryadi
PT. MEDIA DAPUR REMAJA - Informasi Iklan dan Media Partner: 081290802946
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon saat menunjukkan benda budaya Indonesia kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda Eppo Bruins. (Foto: Dok/Pribadi)

Dapurremaja.com | Internasional

Pemerintah Indonesia dan Belanda telah mencapai kesepakatan untuk memperkuat kerja sama repatriasi atau pemulangan benda-benda budaya Indonesia dari Belanda. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda Eppo Bruins di Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda pada Sabtu (14/6/2025).

Kedua menteri menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang dalam riset asal-usul koleksi, penguatan kerja sama kelembagaan, dan penyederhanaan proses pengembalian benda budaya yang secara historis dan kultural berasal dari Indonesia.

Mereka juga menegaskan komitmen bersama untuk melanjutkan proses repatriasi benda-benda budaya asal Indonesia.

Fadli Zon menyampaikan bahwa hingga akhir tahun 2024 sebanyak 828 obyek warisan budaya sudah dipulangkan ke Indonesia, termasuk Koleksi Pita Maha, Harta Karun Lombok, dan 68 obyek dari Museum Rotterdam.

Ia sangat menghargai semangat keterbukaan dan kemitraan yang ditunjukkan oleh Pemerintah Belanda dalam proses repatriasi ini.

“Bagi saya, repatriasi ini sangat penting untuk melengkapi narasi sejarah, memulihkan memori, martabat, dan identitas budaya bangsa,” kata Fadli Zon.

Sementara itu, Eppo Bruins mendukung restitusi benda budaya dari Belanda ke Indonesia dan secara pribadi terlibat dalam proses tersebut.

Ia menekankan bahwa riset asal-usul benda budaya harus dilakukan secara menyeluruh, tetapi proses pemulangannya seharusnya dapat dilaksanakan secara cepat tanpa hambatan administratif.

Selain memperkuat kerja sama repatriasi benda budaya, Pemerintah Indonesia dan Belanda juga membahas potensi kerja sama lanjutan dalam pemanfaatan arsip kolonial serta revitalisasi Museum Nasional Indonesia sebagai pusat rujukan tata kelola museum di Asia Tenggara. Kedua negara juga sepakat untuk memperpanjang Technical Arrangement on Repatriation yang akan ditandatangani pada Juli 2025.

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses