Dapurremaja.com|Rangkapan Jaya Baru
Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) akhirnya buka suara ikhwal kecelakaan maut yang menimpa rombongan bus SMK Lingga Kencana Depok di Subang, pada Minggu (12/5/2024). Saat ini mereka masih fokus pada penanganan korban.
Mengatasnamakan Yayasan YKS, Dian Nurfarida mengatakan atas nama yayasan dan keluarga, pihaknya berterima kasih ke pemerintah dan masyarakat yang sudah membantu menangani laka lantas sehingga dapat tertangani secepatnya.
“Yayasan melakukan upaya koordinasi dengan baik agar tertangani, siswa selamat pun disambut Bapak Wali Kota Depok subuh tadi. Semoga mereka diberi kekuatan atas musibah ini,” kata Dian,pada Minggu (12/5/2024).
Dia menjelaskan, siswa luka-luka ditangabi di RS Bhayangkara Brimob Klapa Dua, sedangkan 3 orang masih menjalani perawatan intensif di RS Subang, sementara korban meninggal sudah dilakukan prosss pemakaman.
“Mohon doanya pihak yayasan dan keluarga dapat menerima musibah ini,” tutur Dian.
Adapun yang berangkat ke Bandung ada 157 orang, dengan rincian 28 guru, 122 siswa dan sisanya dari keluarga untuk perpisahan siswa kelas XII.
“Jadi kemarin berangkat 3 bus, dalam 157 orang itu dibagi 3, ini kegiatan tahunan sekolah, yang meninggal 11, satu orang guru dan 10 siswa, sedangkan luka-luka 33 orang,” terang Dian.
Dian mengungkapkan pelepasan siswa ke Bandung tersebut sudah merupakan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
“Sudah kesepakatan sebelumnya,” tukas Dian.
Ditanya perusahaan otobus (PO) yang digunakan resmi atau tidak, Dian menegaskan menggunakan pihak resmi.
Namun, disinggung terkait kelayakan bus karena berkaca dengan insiden SMA Perjuangan Terpadu Depok di Tol Semarang-Batang KM 352, Dian mengatakan hal tersebut tidak terkait.
Pihaknya pun awalnya meyakini PO bus yang digunakan sudah cukup layak, sebab 2 bus lainnya sampai dengan selamat.
“Kalau kami enggak yakin, kami tidak akan memberangkatkan dari sini, kami berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-murid kami,” ujarnya.
Terkait pemilihan tempat, Dian mengatakan pihaknya sudah beberapa kali rapat dengan wali murid dan tidak langsung ditentukan lokasinya.
“Tidak sekoyong-koyong atau tiba-tiba ditentukan, sudah dipilah, disurvei dan beberapa hal kami lakukan persiapan,” terangnya.
Soal biaya pengobatan korban luka-luka, Dian mengatakan pemerintag Kota Depok akan menanggung biaya pengobatan korban luka-luka.
“Saya juga sudah sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Depok karena Pak Wali sudah menyampaikan seluruh biaya (pengobatan) ditanggung pemerintah,” jelas Dian.
Sedangkan kompensasi yang diberikan kepada korban, Dian berjanji akan rapat dengan internal pengurus setelah penangan korban selesai.
“Jadi saat ini fokus kami hanya sampai prosesi pemakaman dan akan melakukan rapat pengurus setelah ini,” papar Dian.
Terkait teknis bus, Dian mengaku akan mengecek setelah ini bersama pihak terkait, karena pihaknya belum mendalaminya.
“Tentu kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” ucap Dian.
Namun, Dian belum bisa menyebutkan pihak travel yang digunakan karena berkaitan dengan panitia.
“Nanti akan kami cek lagi,” kata Dian.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Deddy Ahmad Mustofa menambahkan pihaknya saat ini fokus kepada penangan korban.
“Terkait dengan kendaraan, kita akan panggil panitia pelaksana, silahkan saudara panitia mengambil data, uji kelayakan dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sehingga, lanjut Deddy, semua pihak dapat informasi yang jelas, apakah kecelakaan tersebut terkait kendaraan yang tidak layak atau drivernya.
“Apakah ada faktor lain, jadi karena panitia itu masih fokus bekerja ke yang berduka dan korban yang dirawat, mereka belum bisa kita panggil,” katanya.
Bahkan, siswa yang sudah kembali ke rumah pun masih trauma terhadap kejadian yang dialami mereka.
“Guru-guru yang ikut pun tadi datang ke ruangan kita, bukannya cerita, datangnya keluar air mata, jadi untuk lengkapnya kita tunggu guru-guru dan siswa untuk tenang dulu,” ucap Deddy.(dare)