Dapurremaja.com | Jakarta
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memasang target ambisius untuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Targetnya adalah menggaet anggota minimal setengah dari jumlah penduduk di setiap desa atau kelurahan.
Menurut Budi, target ini bertujuan untuk menciptakan perasaan saling memiliki antara penduduk desa dengan Koperasi Desa Merah Putih.
Budi optimistis target ini bisa tercapai karena kehadiran Koperasi Desa Merah Putih dapat membantu perekonomian dan akses permodalan ke setiap warga desa yang menjadi anggota mereka.
“Misalnya di desa itu ada 4 ribu penduduk, minimal 2 ribu menjadi anggota koperasi,” katanya.
Tingkat partisipasi masyarakat sangat memengaruhi kinerja dari Koperasi Desa Merah Putih nantinya. Terkait mekanisme pendanaan, Budi belum menjelaskan secara rinci, hanya saja dia menyebut bahwa koperasi itu akan memakai rancangan bisnis yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta peningkatan kapasitas anggotanya.
Saat ini, sudah ada 80.133 unit Koperasi Desa Merah Putih yang terbentuk, melebihi target awal pemerintah yang hanya merencanakan 80 ribu unit saja. Seluruh koperasi tersebut akan diresmikan pada peringatan Hari Koperasi, 12 Juli 2025. Namun, baru 61 ribu koperasi yang sudah terdaftar dalam Sistem Administrasi Badan Hukum.
Budi memastikan seluruh Kopdes Merah Putih akan rampung legalitasnya sebelum peresmian.Setiap koperasi memiliki beragam kebutuhan dan tidak bisa disamaratakan seluruh Indonesia. Ada daerah yang hanya perlu untuk menambah fasilitasnya saja, lalu terdapat pula daerah yang tidak membutuhkan hal tersebut karena sudah memilikinya.
“Makanya nanti, setiap desa bisa mengajukan pinjaman kepada perbankan sesuai dengan kebutuhan desa masing-masing,” ucap Budi.
Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono optimistis Presiden Prabowo Subianto akan merestui Koperasi Desa Merah Putih sebagai proyek strategis nasional (PSN).
“Karena akan mengubah arah dan paradigma sistem ekonomi nasional dari neoliberal menjadi lebih ke tengah,” kata Ferry.
Dirinya berharap program ini bisa membawa pertumbuhan ekonomi di desa dan mengatasi permasalahan tengkulak, rentenir, dan pinjaman daring. (Sur)