Dapur Remaja Radio| Depok
Calon Wakil Walikota Depok pasangan Mohammad Idris, Imam Budi Hartono mendatangi komunitas disabilitas tunarungu (tuli), banyak hal yang di sampaikan oleh kaum disabilitas kepada Imam panggilan akrabnya pada Minggu (27/09/2020) siang.
Kaum disabilitas meminta kepada IBH untuk memperjuangkan apa yang dialami mereka dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling utama mereka (kaum disabilitas-red) meminta untuk diberikan sebuah informasi melalui tulisan, seperti di Rumah Sakit, perbankan, serta di tempat pasilitas umum lainnya.
“Mereka meminta, jika ada pengumuman jangan cuma suara, tapi berharap di pengumuman tersebut ada seperti tulisan, ya tulisan yang memperlihatkan bahwa jika ada teman-teman kita, saudara kita yang tuli mereka bisa melihat bahwa yang dipanggil adalah mereka dengan tulisan tersebut,” beber Imam.
Selanjutnya, kaum tunarungu meminta kepada Imam agar mengusulkan kebijakan ramah tunarungu saat berada di station kereta api atau saat melintas rel untuk diperbanyak papan informasi khusus tuna rungu.
“Yang sederhana juga adalah tentang rel kereta api, karena kereta api kan kenceng terus bunyinya juga sangat kencang, tapi bagi komunitas tuli itu tidak terdengar sama sekali, mereka bingung, maka mereka usulkan supaya PT kereta Api membuat kebijakan ramah kepada tunarungu atau kepada komunitas tuli ini dengan membuat seperti lampu merah begitu, ada tulisannya yang seperti di lampu merah kan ada tulisan bahwa kereta akan lewat, lalu juga ada stop stop watch nya untuk memperlihatkan kapan mereka harus berhenti dan kapan mereka harus berjalan,” katanya.
Selain terkait sarana ramah tuna rungu, komunitas tersebut meminta di sediakan layanan bahasa isarat di pelayanan kantor pemerintah kota Depok, meskipun hanya satu minggu atau satu bulan. Selain itu, mereka(tuna runggu-red) meminta masalah pelayanan kesehatan dan pembayaran BPJS, menurutnya banyak yang tidak mampuh dan anak-anak mereka tidak bisa bersekolah.
“Mereka memohon kepada kita untuk bisa dibantu agar mereka juga mendapatkan pelayanan yang setara dengan hak kita sebagai manusia yang dianggap lebih baik atau lebih sempurna dari mereka dengan segala kekurangan yang ada,” katanya.
Imam mengatakan jangan sampai ada perbedaan antara kaum normal dengan disabilitas, karena keahliannya sama, tapi karena kekurangan yang dihadapi, sehingga mereka diperlakukan secara tidak adil, hal inilah yang perlu di relasikan apa yang menjadi kendala mereka.(nez)