Dapur Remaja Radio| Bedahan.
Ditangan Abdul Gani, lintah selain untuk memenuhi permintaan konsumen, juga dimanfaatkan sebagai terapi bagi yang mengalami sakit.
Lintah yang dicari di kawasan berair seperti rawa-rawa dan kali di wilayah Kelurahan Pengasinan, Kota Depok hingga Raga Mukti, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor ini dibudidaya sejak 5 tahun silam.
Satu ekor lintah, menurut Abdul Gani bisa berkembang biak menjadi lima ekor dalam beberapa pekan.
“Saya mulai membudidayakan lintah sekitar 2016, awalnya keinginan budidaya lintah karena adanya permintaan konsumen sehingga saya mencari lintah ke rawa-rawa dan kali yang ada di wilayah Pengasinan termasuk di Kali Putih, Desa Raga Jaya,” kata Abdul Gani di kedimannya baru baru ini.
Hingga saat ini, lanjut dia, lintah yang dibudidayakan ada sekitar 40 ribu. Jumlah itu juga dibatasi karena keterbatasan lahan dan modal.
“Budidaya lintah sempat tembus di angka 100 ribu karena permintaan konsumen untuk diekspor ke luar,” ujarnya.
Namun, lanjut dia, di masa pandemi Covid-19 permintaan lintah berkurang sehingga budidaya juga dibatasi. “Sekarang ini lintah tersebut dijadikan terapi untuk penyakit,” terangnya.
Diungkapkannya, untuk terapi lintah belajar dari secara otodidak, kemudian menimba ilmu karena lintah ternyata menggandung zat seperti, hirudin, histamine, enzim calin, carboxypeptidase A inhibitor dan kolagen.
“Sampai sekarang ini lintah digunakan untuk terapi, seperti penyakit diabetes dan penyakit lainnya,” terangnya.
Bahkan sekarang ini, diriya bersama rekan-rekan lainnya melakukan budidaya ikan dan ayam.
“Ya bersama rekan-rekan juga budidaya ikan dan ayam yang masih di kawasan Bedahan,” pungkasnya.(nez)

Abdul Gani (paling kiri) Sudjud.S (paling kanan) saat berada di kediaman dan tempat budidaya Lintah. (Foto, Istimewah)