Dapur Remaja Radio|Sukmajaya.
Kantor Pos Indonesia Cabang Kota Depok, menepis tudingan adanya dugaan penyaluran paket Bantuan Sosial Provinsi (Banprov) Jawa Barat terbengkalai, pasalnya pemusnahan 300 kilogram telur yang tidak layak pakai atau busuk, pada Sabtu (27/6/2020) yang lalu, merupakan barang return dan tidak bisa diantar kepada penerima manfaat. Selain itu, sebanyak 4 ribu Banprov yang tidak sampai ke penerima manfaat sudah disalurkan kepada lembaga-lembaga sosial lainnya.
“Sekali lagi saya luruskan, ini bukan terbengkalai tapi retur. Jadi sebenarnya, itu kan barang-barang tidak berhasil kita antar, dalam arti penerimanya itu tidak dikenal, pindah alamat, meninggal tanpa ahli waris, dan penerima bantuan bisa juga dua kali,” papar Dicky, Senin, (29/6/2020) di ruang rapat Kantor Pos Cabang Depok.
Kepala Kantor Pos Depok, Dicky Hendrawansyah mengatakan, paket Bansos Provinsi sebenarnya sudah seluruhnya disalurkan, namun dalam penyalurannya terdapat pengembalian paket atau return, lantaran penerimanya tidak ditemukan oleh petugas.
Menurutnya, 4.256 paket Banprov yang di return disimpan di gudang Balai Rakyat Depok 2, untuk menunggu arahan dari Provinsi mau diapakan atau dikemanakan. Namun untuk telur sudah 3.900 kilogram telah disalurkan ke Yayasan Yatim Piatu, Dhuafa dan lainnya, setelah berkoordinasi dengan pihak provinsi, telur segera disalurkan.
“Telur yang dimusnahkan sekitar 300 kg. Itu hanya sebagian kecil karena sekitar 3.900 kilo telah disalurkan ke yayasan yatim piatu, dhuafa, dan lainnya. Sebab telur itu memiliki masanya, sehingga bisa busuk bila Banprov yang retur tidak segera disebarkan. Dan sembako Banprov yang retur masih tersimpan di gudang belum disalurkan,” terangnya.
Dicky mengungkapkan, Total paket Banprov untuk Depok sebanyak 47 ribu DTS. Yang berhasil diantar 43 ribu. Paket sisa yang tidak berhasil diantar sebanyak 4.256 dan sebanyak 4 ribu sudah disalurkan ke lembaga-lembaga sosial di Depok.
“Sisanya masih di gudang menunggu instruksi selanjutnya”, tukasnya.
Dalam satu dus Banprov tersebut, terdapat satu paket sembako berupa 10 kg beras, 2 kg telur, minyak sayur, vitamin, makanan cepat saji, serta uang tunai sebesar Rp150 ribu. Dirinya mengatakan, hal ini akan menjadi bahan evaluasi kedepan.
“Kemungkinan nanti sudah tidak menggunakan telur tetapi ditambah sembakonya atau di ganti misalnya ada tambahan Masker,” ujarnya.
Sebagai penyalur bansos, Kantor Pos Depok, lanjut Dicky, telah berusaha mengikuti data yang diajukan oleh pemerintah Kota Depok.
“Kami sudah koordinasi dengan RT/RW alamatnya tidak ditemukan atau dikenal mungkin pindah, meninggal, ada yang dobel bantuan,” jelasnya.
Dicky, mengatakan, akan menjadi bahan evaluasi ke depan sehingga tidak ada bantuan yang mubazir.
“Kemungkinan yang meninggal dan sebagainya di tahap kedua tidak lagi muncul sehingga meminimalisir barang-barang yang nanti tersisa,” ungkapnya.
Dicky menambahkan, nantinya ribuan paket yang masih tersisa ini akan diserahkan kembali ke pemerintah Jabar.
“Ini kami serahkan ke pemerintah, nah nanti atas instruksi mereka apakah disalurkan ke yayasan yatim piatu atau pesantren menunggu instruksi selanjutnya,” tutupnya. (adi).